SAMPAH
Silvia Iskandar
http://tokyobeat2008.blogspot.com/
Di bulan-bulan yang basah ini,
Bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat maju dalam penataan sampahnya. Jalan-jalan di Jepang bersih dari kantong plastik bekas, sandal rusak atau pun puntung rokok. Jepang menerapkan sistem saluran air bawah tanah sehingga tidak ada got berbau busuk yang tampak di permukaan jalan. Kalau hujan, air dengan cepat masuk ke sela-sela saluran air yang ada di trotoar dan mengalir ke bawah. Air juga dengan mudah kembali ke tanah, karena daerah resapan di kota-kota besar di Jepang jauh lebih banyak daripada di
Kalau kita mau membuang sampah, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah berpikir, apakah sampah ini terbakar atau tidak. Karena sampah terbakar dan tidak terbakar harus dipisah. Setiap ruangan di dalam gedung paling sedikit punya dua tong sampah. Bahkan di tempat-tempat umum seperti kantor dan supermarket ada lebih banyak lagi tong sampah untuk jenis sampah yang berbeda. Sampah botol beling, sampah kaleng sampah batere, sampah majalah atau koran, dan masih banyak lagi. Di rumah sakit ada tong sampah khusus untuk jarum bekas pakai. Di supermarket ada sampah untuk kardus bekas susu cair.
Sebagai negara elektronik raksasa, Jepang juga merupakan negara sampah elektronik. Hampir setiap tahun sekitar 6 juta buah komputer dibuang. Belum lagi kalau kita mengingat telepon genggam, televisi, kamera dijital dan lain sebagainya.
Barang-barang besar seperti ranjang, meja atau kasur bekas, tidak bisa sembarangan dibuang. Pertama-tama kita harus membeli label di toko convenience store terdekat seperti AMPM. Label ini kemudian ditempel ke barang-barang yang akan kita buang. Untuk membuang sebuah kasur single bed, kita harus menempelkan label seharga kira-kira 800 yen atau 56 ribu rupiah. Kemudian kita harus menelepon kantor pemerintah daerah setempat dan mendaftarkan sampah ini untuk diambil.
Apa yang terjadi bila kita tidak mengikuti peraturan dan membuang sampah seenaknya ? Sampah-sampah kita tidak akan diangkut. Mobil pengangkut sampah akan membiarkan sampah kita teronggok begitu saja di depan rumah. Petugas sampah akan menempelkan stiker peringatan berisi instruksi-instruksi. Misalnya, label yang tertempel tidak cukup, sampah terbakar dan tidak terbakar tercampur, jadi harus dipisah, dan lain sebagainya.
Kesuksesan Jepang dalam mengolah sampah bukan sepenuhnya hasil upaya pemerintah. Masyarakat Jepang sendiri juga sangat disiplin dalam hal ini.
Memang kita masih sangat jauh tertinggal. Namun, ada satu hal yang sangat sederhana yang bisa kita lakukan. Tidak membuang sampah sembarangan. Cobalah membawa kantung kertas atau plastik untuk sampah dalam tas anda. Mari kita hindari membuang sampah ke jalan dan got. Hanya ada satu tempat untuk sampah. Yaitu di tong sampah !
waa asyik..bisa jadi pemulung elektronik..
ReplyDelete