Monday, November 24, 2008

Lebih Dari Setahun-5

Minggu itu berlalu dengan cepat dan padat. Mereka dibawa keliling kota oleh para senpai. Ke ToKyoutower, ke Shinjuku Gyouen yang dipenuhi pohon sakura, ke tempat-tempat belanja yang murah.

“Ini namanya hyaku en shoppu-toko seratus yen, semua barang di sini harganya cuma 100 yen. Kamu nggak pengen beli apa-apa Ly?” tanya Kak Ali, “katanya kamu mau mendisain kamar kamu supaya lupa sama ukurannya yang kecil banget.”

“Ha ha ha…iya ya..bener tuh..kalau nggak dipercantik, bisa nggak betah nih..” Bagi Lily yang sangat memperhatikan kebersihan dan kerapihan kamar, berada di sebuah kamar yang sumpek dan kusam benar-benar menyiksanya. Dua hari ini dia hampir tidak bisa tidur karena tidak henti-hentinya berpikir bagaimana membuat kamarnya tampak lebih indah.

“Wah…bagus banget nih keset kakinya….” Lily menarik sebuah keset kaki yang terlipat dan membukanya lebar-lebar.

“Nah, kalau kamu beli bed cover ini, kan warnanya jadi senada, hmmm..atau warna kuning ini bisa bikin kamar kamu jadi lebih cerah deh kayaknya.”

“O iya ya..wah..sendalnya juga cakep-cakep..kawaii.!!” Lily segera menjamah sendal-sendal kain yang terpajang di sudut toko. Ia thampir tidak mempercayai matanya. Di Jakarta ia sudah terbiasa melihat benda-benda yang harganya dihiasi angka nol yang berbaris tak henti-hentinya. Tapi di sini semuanya ia bisa dapatkan dengan hanya 100 yen!!

“Duh, nggak nyangka ya di Jepang ternyata bisa belanja murah juga.”

“Ya nggak lah Ly, kalau dirupiahin ya tetep mahal kok. “ celetuk Japri, “semua yang ada di toko ini harganya sekitar 7500 rupiah ‘kan?” celetuk Japri yang kebetulan berada di dekat mereka.

“Ha ha ha..iya tuh bener kata Japri, jangan sampai tertipu ya kamu.” Kak Ali menepuk-nepuk kepala Lily dengan gemas. Lily dapat melihat dari sudut matanya kalau Japri, Erik dan Maya agak kaget melihat tindakan Kak Ali ini. Dia sendiri juga kaget, tapi bisa apa lagi?

 

 

 Mereka pulang ke rumah dengan membawa banyak barang. Tapi yang paling banyak dia sendiri. Belanjaannya kira-kira 2 kali lipat belanjaan Maya dan Erik, Japri malah tidak membeli apa-apa. Ali membantunya membawa belanjaannya sampai ke kamarnya sementara senpai-senpai yang lain menunggu di shokudou-.

 “Belanja apa aja sih kamu Ly?  Di Indo juga biasa ngeborong ya?” Ali meletakkan barang-barang Lily di atas karpet dan duduk di kasur Lily.

 “Iya nih, abis aku nggak betah tinggal di kamar yang kecil dan gelap kayak gini. Udah dua hari ini nggak bisa tidur nyenyak.”

 “Ya ampun, kasihan amat…aku bantuin ngedekor kamar kamu deh..”

 “Lho, bukannya udah mesti pulang ? “

 “Ah, nggak papa...besok nggak ada apa-apa ini.” Lily semakin bingung, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dia menyerah. Dibiarkannya Kak Ali berbuat sesuka hatinya.

 “Ly..eh Kak Ali..” Tiba- tiba Erik dan Maya sudah berdiri di depan kamar Lily yang memang sengaja dibiarkan terbuka lebar-lebar karena Lily merasa tidak nyaman berada berduaan dengan Ali dalam kamar tertutup. Ali mengangguk dan tesenyum. Lily cuma bisa tersenyum, ia malu terlihat berduaan dengan Ali sementara senpai-senpai lainnya menunggu di shokudou.