Thursday, April 24, 2008

Beda Pribumi, Bule dan China

Beda Pribumi, Bule dan China

 

Dapet forward-an yang agak sensitif...hmm..bener gak yah yg nulis org pribumi ? I doubt it. Tapi dia bener akan satu fakta : org Cina emang pelit. Contohnya...gue and family.

Nyokap gw emang wkt kecil miskin banget, engkong gw hampir dipenjara krn gak bisa bayar utang. Bokap gw juga dititip di saudara amah gw, krn amah gw gak sanggup menghidupi anaknya yg banyak.

Mungkin itu sebabnya mereka jadi irit, walau sekarang mereka udah berkecukupan.

Nyokap gw punya hobi ngumpulin kardus, kaleng dan botol plastik bekas yg bagus2, bekas kotak kue hadiah org Jepang atau bekas shampoo..sama dia dipake lagi buat tempat naruh obat, tempat naruh lap2 dst. Dia bahkan minta botol bekas minyak goreng gw di Jepang, katanya kalau nuang minyaknya gak netes2. Dia refill sama minyaknya dia sendiri. Jadi kalau pulang ke Indo, di koper gw ada aja tuh botol bekas minyak, bekas soft drink (buat botol minum adek gw ke kampus, katanya botolnya lebih tebel dari botol Aqua) hehehe..

Bokap selalu ngomel, "Papa gak pernah beli barang baru kecuali yg lama rusak ! Kok bisa2 nya kamu ngilangin  ini dan itu !" Hehehe..gw emang slebor.

Kepelitan itu emang mendarah daging sih..hihihi..anak gw tidur di kasur bayi bekas. Turunan dari sepupu2, anak gw udah bayi kelima di situ ! Yg pertama pake kasur bayi itu orgnya udah kuliah...Pindah ke Aussie, beli kasur bayi bekas dari e-bay..hihii...terus langsung dibanjiri baju2 bekas bayi sepupu gw yang udah kekecilan buat anaknya. (Sebenernya dia juga dapet bekas dari temen Gerejanya..) Hihihi..org bilang anak pertama kasian pake yg bekas-bekas...aih...maafkan ibumu ini Nak...abiss...pake 1-2 bulan juga udah sempit...

Tapi biarin ah...kepelitan itu kan sekarang lagi trend.

REUSE NOT RECYCLE   : )

---------------------------------------

Saya seorang pribumi yg dulunya benci setengah mampus sama WNI Keturunan Cina. Tetapi setelah h idup di Amerika selama 10 tahun dan sekarang bekerja di salah satu bank terbesar di dunia berpusat di New York City, pandangan saya berubah dan mengerti mengapa Cina itu berbeda dengan orang pribumi.

Dan sebenarnya banyak sekali hal-hal yg kita tidak mengerti tentang cina, dan hal-hal ini sebenarnya harus kita ketahui dan kita pikirkan lagi, karena hal-hal ini adalah sesuatu yg bisa kita pakai untuk kepentingan bangsa sendiri dan utk memajukan bangsa sendiri. Bukan saya bilang bahwa kita harus berubah jadi Cina, cuma kalau memang bagus mengapa tidak ? Dan memang ada juga hal-hal buruknya, tetapi semua bangsa juga punya.

 Marilah saya mulai pendapat saya tentang perbandingan antara WNI  asli dan keturunan cina :

 1. Perbedaan2 nyata Setelah bekerja tiga tahun lebih dan punya teman dekat orang bule dan orang Cina dari Shanghai di tempat kerja saya, saya melihat banyak sekali perbedaan-bedaan, diant aranya :

 

A. DUIT

a) Si bule, kalo gajian langsung ke bar, minum-minum sampe mabuk, beli baju baru, beli hadiah macam-macam untuk istrinya. Dan sisanya 10% di simpan di bank. Langsung makan-makan di restoran mahal, apalagi baru gajian.

b) Si Cina, kalau gajian langsung disimpan di bank, kadang-kadang  di invest lagi di bank, beli Saham, atau dibungain. Bajunya itu2 saja sampe butut. Saya pernah tanya sama dia, duitnya yg disimpen ke bank bisa sampe 75%-80% dari gaji.

c) Saya sendiri. kalo gajian biasanya boleh deh makan-makan  sedikit, apalagi baru gajian, beli baju kalo ada yg on-sale (lagi di discount), beli barang-barang kebutuhan istri, sisanya kira2 tinggal 15-20%  terus disimpen di bank.

 *** Kebanyakan di Amerika, orang Cina yang kerja kantoran  (sebenarnya Korea dan Jepang juga) muda-muda sudah bisa naik mobil bagus dan bis a mulai beli rumah mewah. walaupun orang tuanya bukan konglomerat dan bukan mafia di Cinatown. Malah mereka beli barang senangnya cash, bukan kredit. Soalnya mereka simpan duitnya benar-benar tidak bisa dikalahkan oleh bangsa lain. kalau bule atau orang hitam musti ngutang sampe  tau baru bisa lunas beli rumah.

 

B. KERJAAN

 a) si bule, abis kerja (biasanya jam kerja jam 8 pagi - 6 sore)  hari Senen sampai hari Jumat (Sabtu dan minggu tidak kerja)) ke bar ato makan-makan ngabisin gaji. Kalau disuruh lembur tiba-tiba, biasanya kesel-kesel sendiri di kantor. Biasanya kalo hari Senen, si bule tampangnya kusut, soalnya masih lama sampe hari Sabtu, pikirannya weekend melulu. Kalo hari Kamis, si bule males kerja, pikirannya hari Jumat melulu. Terus jalan-jalan gosip kiri kanan.

b) si Cina, abis kerja langsung pulang ke rumah, masak sendiri, nggak pernah makan diluar (saya sering ngajak dia makan, cuma tidak pernah mau, mahal katanya, musti simpan duit, kecuali kalo ada hari-hari khusus). Kalau disuruh lembur tidak pernah menolak, malah sering menawarkan diri untuk kerja lembur. Kalau disuruh kerja hari sabtu atau hari minggu juga pasti mau. Kadang-kadang dia malah kerja part-time (bukan sebagai pegawai penuh) di perusahaan lain untuk menambah uangnya.

c) saya sendiri, kalau disuruh lembur, agak malas juga  kadang-kadang karena sudah punya rencana keluar pergi makan sama teman-teman  kantor. Kadang-kadang ingin sekali pulang ke rumah karena di kantor melulu, cuma mau nggak mau mesti kerja (jadi kesannya terpaksa, nggak seperti si cina yg rela). Weekend paling malas kalau musti kerja.

 *** Bos-bos juga biasanya suka sama orang Cina kalau soal kerjaan.

Mereka soalnya pekerja yg giat dan tidak pernah bilang 'NO' sama boss.

Dapat kerja juga gampang kalau mukanya cina, karena dipandang sebagai 'Goo d Worker'. Atau pekerja giat. Jarang sekali, kecuali penting sekali dia tidak bersedia kerja lembur. Dan kalaupun tidak bersedia lembur, biasanya dia akan datang sabtu atau minggu, atau kerja lembur  besoknya.

C. RUMAH

 a) Apartment si bule, wah bagus sekali. gayanya kontemporari. Penuh dengan barang-barang perabotan dan furniture mahal. Pokoknya  gajinya pasti abis ngurusin apartment dia.

b) Apartment si cina, wah... kacau. Cuma ranjang satu, dilantai  saja.Meja butut, dan dua kursi butut. TV nya kecil sekali, TV kabel saja tidak punya. Pokoknya sederhana sekali. Waktu saya tanya, dia  bilang 'bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.' daerahnya pun  bukan didaerah mahal, tempatnya di daerah kumuh dan kurang ada yg mau tinggal.

 c) Apartment saya sendiri, yah lumayan, cuma istri saya suka juga  merias rumah. Jadi apa rtment saya lumayan lah tidak seperti punya si Cina.

 Saya benar-benar salut dia bisa hidup begitu. Padahal duitnya di bank banyak.

 Gaji dia saja lebih tinggi dari saya karena lebih lama di perusahaan  tersebut.

*** Setelah 10 taun, biasanya si bule, orang item, masih tinggal di apartment atau baru ngutang beli rumah, si cina sudah bisa beli rumah  sendiri. Karena nabung dengan giatnya, dan cuma beli yg penting-penting saja. Jadi uangnya ditabungkan sendiri.

 

*** Disini saja saya bisa lihat perbedaan-bedaan nyata, saya pertama-tama pikir, wah si Cina ini pelit amat. Masa duit banyak kayak begitu disimpan saja di bank. Dan kalau kita banding-bandingkan dengan sejarah orang-orang cina, kita akan tahu kenapa mereka (Cina) itu dalam long-range nya (jangka panjang nya) lebih maju dari pribumi di Indonesia, karena saya sempat bertukar pikiran dengan beberapa teman  lagi orang Cina lainnya, orang India, or ang Arab, orang Jerman,  orang  Amerika, dan orang Cina ini sendiri. Kita musti tau sejarahnya orang  Cina ini.

 

2. Perbandingan antara sejarah kebudayaan cina dan Indonesia JAMAN DULU

 

Bangsa cina adalah bangsa yg bangga dengan bangsanya, karena kebudayaan cina adalah salah satu kebudayaan yg tertua di dunia, hampir setahaf dengan Mesopotamia dan Mesir. Karena itu kebudayaan cina itu benar-benar menempel di sanubari nya. Susah sekali untuk melepaskan kebudayaan tersebut karena memang betul kebudayaan mereka itu hebat, terus terang, kalau kita bandingankan dengan kebudayaan kita (pribumi Indonesia ) kita tidak bisa mengalahkan kebudayaan orang cina. Dan memang kebudayaan  mereka sudah diakui dunia.

 

Menurut salah satu Journal of Archeology terkemuka di dunia, orang  Melayu itu unsurnya lebih banyak mengarah ke bangsa Mongol atau Cina.

 

Jadi bangsa Indonesia itu sebenarnya Cina, walaupun secara biologis dan&n bsp; evolusis, ada unsur-unsur dari India dan Arab di darah orang   pribumi.

 

Tetapi orang Indonesia (Melayu) itu sebenarnya genetik nya lebih dekat ke orang Cina.

 

orang cina itu sudah dari dulu 4000 tahun hidupnya diawang kesusahan  terus (maksudnya rakyat kecilnya). Negara cina dari jaman dulu, katanya,  sudah perang terus, rakyat kecil disiksa olah pemerintahnya sendiri,

 

dan pemerintahnya berganti-ganti terus. Orang cina bisa dibilang salah satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin menderita,  biasanya orang kan makin nekad dan makin berani, jadi semua jalan

 

ditempuh, namanya saja mau hidup, bagaimana. Ini juga terjadi di Indonesia .

 

Karena negaranya sendiri, Cina, banyak masalah, mereka imigrasi  kemana-mana. Mereka ada dimana-mana, teman saya orang item dari Nigeria   dan Ethiopia (afrika) bilang disana pun ada banyak orang cina. Dan  herannya. Cina-cina di Afrika pu n sukses dan bisa dibilang tidak miskin.

 

DI INDONESIA Di Indonesia sendiri, waktu saya masih tinggal diJakarta,  saya bisa melihat perbedaan-perbedaannya, cuma waktu itu pikiran saya  belum terbuka. Saya pernah buka punya teman orang cina di Senen  buka  toko kain. Di sebelahnya persis ada pak Haji yg juga buka toko  kain.  Setelah dua tahun, bisnis si cina makin maju, dan si pak Haji  sebelah  akhirnya bangkrut. Ternyata bukan karena si Cina main curang atau  guna-guna si pak haji. Ternyata itu karena si cina, walaupun sudah  untung, uangnya di simpan dan ditabung saja, untuk mengembangkan bisnisnya lagi. Dan dia dan istrinya makan telor ceplok saja 

 

Sedangkan  si pak haji baru untung sedikit sudah makan besar di restoran karena  gengsi sama keluarga nya.

 

Nah bukannya si pak haji ini salah ? Bukannya kita bisa lihat  sendiri  bahwa cina ini pikirannya le bih maju lebih melihat kedepan dan  lebih  tahan banting ? Saya kira ini adalah suatu hal yang bisa kita contoh

 

dari si Cina ini. Mungkin kita tidak usah terlalu pelit seperti dia,  tapi juga tidak usah gengsi-gengsian.

 

Saya sudah bertemu dengan banyak orang dari negara yg berbeda-beda  dan satu hal yg benar-benar nyata adalah orang yg TIDAK MEMBUAT  KEPUTUSAN  BERDASARKAN GENGSI biasanya NEGARANYA MAJU.

 

Coba saja lihat orang Hong Kong, orang Jepang, orang Inggris, orang  Amerika, orang Jerman dan orang Singapore, mereka sudah MAJU sekali  pemikirannya. Tidak seperti orang Indonesia . Kalau YA yah sudah bilang  YA, kalau TIDAK yah bilang TIDAK. Jadi tidak tidak ada yg tidak enak  hati. Kalau sudah lama tidak enak hati akhirnya berantem. 

 

 

Orang Indonesia sayangnya gengsinya tinggi sekali, tidak mau mengaku  kalau memang salah atau harus merubah sesua tu yg jelek.

 

Inilah kelemahannya.

 

Di mata Internasional bangsa Indonesia sudah terkenal sebagai NAZI  Jerman versi Asia Tenggara. Waktu perang dunia ke II bangsa Jerman  sedang miskin karena mereka kalah perang dunia ke I, supaya rakyat

 

tidak  marah, si Hitler yg cerdik sengaja menyalahkan orang Yahudi yg memang  kaya dan menguasai ekonomi Jerman. Dan orang Yahudi akibatnya dibantai  dan tidak diperlakukan sebagai warga negara sendiri. Padahal mereka  juga  sudah lama tinggal di Jerman dan sudah merasa sebagai bangsa sendiri,

 

walaupun mereka masih memegang kebudayaan mereka yg tinggi, sama seperti  cina di Indonesia .

 

Di Indonesia anehnya, pribumi benci dengan cina tetapi bukan dengan  orang Belanda atau orang Jepang. Kalau dipikir-pikir, cina itu  tidak  salah apa-apa. Saya sebagai pribumi baru sadar akan hal itu.

 

Belanda menyiksa bangsa Indonesia dan menguras harta bumi kekayaan  Indonesia selama 350 tahun dan setelah pergi meninggalkan penyakit  yg  paling bahaya dan mendarah daging, yaitu korupsi, yg sampai  sekarang  juga menimbulkan krisis ekonomi setelah 53 tahun merdeka rupanya  penyakit ini bukannya makin terobati, tetapi makan menusuk dan  menular  ke seluruh badan dan mental bangsa Indonesia.

 

Bangsa Jepang, cuma menguasai 3.5 tahun, tapi menyiksa bangsa  Indonesia   lebih kejam dari bangsa lain. Karena kalah perang, bangsa jepang,  yah  mau tidak mau sekarang musti menguasai dunia secara ekonomi tidak  bisa  lagi main angkat senjata.

 

Anehnya kita sebagai pribumi malah benci dengan cina bukannya  dengan  Belanda atau jepang. Lucu sih. Semua bangsa lain ( Korea , Cina ,  Burma ,  Vietnam , dan Afrika) benci dengan bekas penjajahnya bukan penduduk  sesama yg telah hidup bertahu n-tahun bersama-sama yaitu cina kalau  di  Indonesia .

 

Salah apa si cina-cina ini, tidak salah apa-apa. Kenapa mereka  kelihatannya buas dalam bisnis, tamak, dan rakus ? kenapa ? Karena > mereka selama tinggal di Indonesia selalu diperlakukan sebagai orang  luar dan di anak-tirikan. Coba bayangkan kalau anda-anda jadi cina,  pasti anda-anda juga mau melindungi diri sendiri, siapa yg mau  nggak  makan besok ? atau mati ? Yah, kalau begitu, mereka jadi cerdik,  agak  licik, mengambil kesempatan dalam kesempitan, jadinya berhasil  memegang  ekonomi indonesia . Tapi mereka juga bekerja keras, JAUH.....SANGAT  JAUH  LEBIH KERAS DARI KITA YG PRIBUMI. Bukan cuma di Indonesia saja. 

 

orang  cina sepertinya ditaruh dimana saja pasti sukses dan bekerja keras.

 

Mereka (cina) tidak menyerah pada nasib, dan selalu INGIN MENJADI  DUA  KALI LIPATKAN TARAF HIDUPNYA, kita yg pribumi, biasanya puas dengan  keberhasilan kita dan malas malasan karena merasa sudah diatas  angin.

 

Bagi cina2 ini tidak berlaku, mau setinggi apa juga, pasti bisa  lebih  tinggi lagi.

 

Kita saja yg bodoh, mau dengar omongan pemerintah yg brengsek dan  mengkambing hitamkan cina. Karena mereka sendiri juga busuk tetapi  takut  ketahuan. Jadi mereka menggunakan cina sebagai tameng dan kambing  hitamnya.

 

Gimana mau hidup sebagai negara yg maju coba ? Kalau tidak bersatu.

 

Negara yg maju harus bisa hidup dengan tentram satu sama lain tidak  perduli dengan warna kulit, agama, dan keturunan. Semuanya musti  diakui  sebagai satu bangsa.

 

Contohnya Amerika, mau cari orang dari mana saja ada. Cuma mereka  bersatu, dan mereka sadar tiap orang punya kejelekan masing-masing.

 

Cuma  tidak digembar-gemborkan, tapi dibicarak an dan dirubah. Yg bagusnya  diambil, dan dipakai bersama-sama untuk memajukan negara.

 

Tidak segan-segan, atau gengsi, kalau gengsi-gengsi maka tidak akan  maju. Harus open (terbuka) dan mau menerima kesalahan dan musti mau  berubah.

 

Life Is A Role Playing Game !!

 

 

 

 

NB: Ada beberapa hal yg perlu diluruskan, tidak semua orang Cina diseluruh dunia adalah orang sukses, masih byk juga diantara mereka yg hidup dibawah garis kemiskinan. Sebagai contoh bisa Anda lihat di daerah Tangerang, Banten. Disana masih banyak warga keturunan Cina yg sudah tinggal disana selama generasi (sehingga kulit merekapun sudah berbeda dgn keturunan Cina yang bermigrasi pada abad 20an), yang masih kesulitan untuk makan.

 

 

Diharapkan koreksi ini dapat menghilangkan stereotipe di Indonesia , bahwa semua orang keturunan Cina adalah orang kaya yang sukses

5 comments:

  1. I'm glad you wrote your opinon on this, by spinning it off on a positive aspect. stereotipe memang susah dihilangkan. Tapi jika kedua belah pihak sama-sama angkat suara soal ini, pelan-pelan mungkin bisa dikikis.

    ReplyDelete
  2. kalo botol bekas (pet bottle?) bukannya gak boleh dipakai ulang?
    btw irit dengan pelit beda lho .. hehehe..

    ReplyDelete
  3. iya mbak..belakangan mamaku liat di TV soal PET bottle itu. Tapi masih kita pake juga sih utk 2-3 kali hehhe. Irit sama pelit beda sih..tapi hasilnya sama..duitnya gak jadi kepake

    ReplyDelete
  4. Betul To. Masak ada temenku cewek Batak, dia disuruh menikah sama cowok Batak supaya tetep Batak. Tapi abangnya disuruh nikah sama cewe Cina krn Cina pinter cari duit. (dan dia tetep Batak krn dia cowok). Hah ? Aku jadi bingung, mesti merasa flattered atau embarassed...

    ReplyDelete
  5. I can't say either. The stereotype runs deep keliatannya. Perlu terus didobrak nih kayak gini.

    ReplyDelete