Tuesday, April 22, 2008

Sampah Management di Jepang

SAMPAH

Silvia Iskandar

http://tokyobeat2008.blogspot.com/

 

Di bulan-bulan yang basah ini, Indonesia harus berkali-kali mengalami banjir. Sistem pembuangan sampah yang belum tertata rapi, padatnya pemukiman di sepanjang sungai, daerah resapan yang disulap jadi gedung-gedung beton membuat banjir semakin parah setiap tahunnya. Kita cenderung menyalahkan pemerintah dan berdalih merekalah yang menyebabkan semua ini. Namun saya rasa, kita perlu introspeksi diri. Benarkah kita tidak ikut andil dalam memperburuk lingkungan ? Dari hal yang paling kecil sekalipun, seperti membuang sampah, kita bisa membuat perubahan besar.

 

Bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat maju dalam penataan sampahnya. Jalan-jalan di Jepang bersih dari kantong plastik bekas, sandal rusak atau pun puntung rokok. Jepang menerapkan sistem saluran air bawah tanah sehingga tidak ada got berbau busuk yang tampak di permukaan jalan. Kalau hujan, air dengan cepat masuk ke sela-sela saluran air yang ada di trotoar dan mengalir ke bawah. Air juga dengan mudah kembali ke tanah, karena daerah resapan di kota-kota besar di Jepang jauh lebih banyak daripada di Indonesia. Bahkan kota metropolis yang padat seperti Tokyo pun punya begitu banyak taman yang besar-besar. Di sudut-sudut pemukiman padat, ada pula taman-taman kecil yang cantik walaupun besarnya hanya sepetak.

 

Kalau kita mau membuang sampah, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah berpikir, apakah sampah ini terbakar atau tidak. Karena sampah terbakar dan tidak terbakar harus dipisah. Setiap ruangan di dalam gedung paling sedikit punya dua tong sampah. Bahkan di tempat-tempat umum seperti kantor dan supermarket ada lebih banyak lagi tong sampah untuk jenis sampah yang berbeda. Sampah botol beling, sampah kaleng sampah batere, sampah majalah atau koran, dan masih banyak lagi. Di rumah sakit ada tong sampah khusus untuk jarum bekas pakai. Di supermarket ada sampah untuk kardus bekas susu cair.

 

Sebagai negara elektronik raksasa, Jepang juga merupakan negara sampah elektronik. Hampir setiap tahun sekitar 6 juta buah komputer dibuang. Belum lagi kalau kita mengingat telepon genggam, televisi, kamera dijital dan lain sebagainya. Para produsen di Jepang bersaing ketat untuk merebut pembeli dengan cara membuat produk baru setiap tahunnya. Kebijakan yang ketat pun diberlakukan untuk sampah teknologi yang tidak terkira banyaknya. Biasanya setiap produsen bersedia mengambil sampah-sampah produknya kembali untuk didaur ulang. Tapi, kita harus ikut menanggung biaya daur ulang.Untuk membuang kulkas saja kita harus mengeluarkan biaya 3000 sampai 5000 yen, yaitu sekitar 350 ribu rupiah ! Ini adalah bentuk upaya pemerintah untuk mengurangi sampah. Sebelum membuang sesuatu, mau tidak mau kita berpikir dahulu, karena membuang sampah pun harus bayar !

 

Barang-barang besar seperti ranjang, meja atau kasur bekas, tidak bisa sembarangan dibuang. Pertama-tama kita harus membeli label di toko convenience store terdekat seperti AMPM. Label ini kemudian ditempel ke barang-barang yang akan kita buang. Untuk membuang sebuah kasur single bed, kita harus menempelkan label seharga kira-kira 800 yen atau 56 ribu rupiah. Kemudian kita harus menelepon kantor pemerintah daerah setempat dan mendaftarkan sampah ini untuk diambil.

 

Apa yang terjadi bila kita tidak mengikuti peraturan dan membuang sampah seenaknya ? Sampah-sampah kita tidak akan diangkut. Mobil pengangkut sampah akan membiarkan sampah kita teronggok begitu saja di depan rumah. Petugas sampah akan menempelkan stiker peringatan berisi instruksi-instruksi. Misalnya, label yang tertempel tidak cukup, sampah terbakar dan tidak terbakar tercampur, jadi harus dipisah, dan lain sebagainya.

 

Kesuksesan Jepang dalam mengolah sampah bukan sepenuhnya hasil upaya pemerintah. Masyarakat Jepang sendiri juga sangat disiplin dalam hal ini. Para perokok membawa asbak kecil ke mana pun mereka pergi. Bungkus permen atau tissue yang telah dipakai dalam perjalanan dimasukkan ke dalam tas untuk kemudian dibuang bila sudah menemukan tong sampah.

 

Memang kita masih sangat jauh tertinggal. Namun, ada satu hal yang sangat sederhana yang bisa kita lakukan. Tidak membuang sampah sembarangan. Cobalah membawa kantung kertas atau plastik untuk sampah dalam tas anda. Mari kita hindari membuang sampah ke jalan dan got. Hanya ada satu tempat untuk sampah. Yaitu di tong sampah !

 

1 comment: