Monday, May 5, 2008

Berdiet dengan Makanan Jepang

Wa Shoku

Silvia Iskandar

 

Belakangan ini makanan Jepang merajalela di Indonesia. Dulu, hanya Hoka-Hoka Bento yang identik dengan makanan Jepang. Tapi sekarang, di mal manapun kita bisa menemukan sushi, tempura, ramen dan lain sebagainya.

 

Boom makanan Jepang, atau Wa Shoku ini bisa dibilang berawal dari Amerika. Pada tahun 1967, mulailah dijual daging dengan saus Teriyaki di Amerika. Rasanya yang manis asin ini begitu disukai dan orang Amerika pun mulai tertarik dengan makanan-makanan Jepang lainnya. Kata `Teriyaki` sendiri berarti memanggang dengan api yang kuat, Cara memasak. Tapi nama ini begitu terkenal sehingga tidak ada lagi yang perduli akan arti sebenarnya. Teriyaki Burger, anda hanya perlu memesannya di restoran fast food di seluruh dunia untuk mencicipi rasa khas Jepang.

 

Salah satu alasan yang membuat Wa Shoku populer adalah karena orang Jepang terkenal berumur panjang. Dengan harapan bisa seperti mereka, semua orang di dunia pun mengunjungi restoran-restoran Jepang.

 

Menurut survey NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) tahun 2003-2004, 66% orang dewasa di Amerika berusia 20 sampai 74 tahun masuk dalam kategori kelebihan berat badan. Keinginan untuk bisa kurus inilah yang juga memicu meledaknya boom Wa Shoku di Amerika.

 

Setelah Teriyaki, mulailah makanan-makanan Jepang lainnya dikenal dan memenangkan hati begitu banyak warga Amerika. Dengan kekuatan pengaruhnya, budaya masakan Jepang ini pun ikut tersiar ke seluruh penjuru dunia, dikemas dengan film-film Hollywood atau berbagai opera sabun yang juga kerap kita tonton. Negara Jepang sendiri tidak akan sanggup membuat begitu banyak orang di dunia tergila-gila pada Wa Shoku tanpa bantuan Amerika.

 

Sayangnya, terjadi kesalahpahaman yang mendunia akan makanan Jepang ini. Sushi yang populer di Indonesia misalnya, adalah sushi Amerika. Sushi untuk orang Jepang adalah nasi yang sedikit masam dengan makanan laut mentah di atasnya. Bumbu yang dipakai hanyalah kecap asin dan wasabi. Diakhiri dengan teh hijau panas. Namun sushi di Indonesia adalah sushi dengan daging sapi panggang dan mayonnaise,ditemani dengan juice buah dan ditutup dengan es krim. Padahal, untuk memperoleh umur panjang seperti orang Jepang, bukan hanya makanannya, tapi juga gaya hidup mereka yang harus kita tiru.

 

Pertama, orang Jepang tidak terlalu suka makanan yang berbumbu. Makanan mereka terasa agak hambar kalau dibanding dengan makanan Indonesia. Mereka juga kurang suka makanan berminyak. Tempura hanya salah satu Wa Shoku yang mereka makan sesekali. Mereka lebih suka rasa makanan sebagaimana adanya. Gurihnya daging, garingnya sayur dan bau ikan bakar, itulah yang mereka gemari. Ini membuat mereka makan lebih sedikit garam dan gula, sumber penyakit jantung dan kencing manis. Makanan mentah seperti sushi juga mengandung enzim yang membantu proses metabolisme tubuh. Sementara sushi dengan daging matang sudah tidak mengandung enzim lagi karena enzim hancur oleh panas pada saat dimasak.

 

Kedua, orang Jepang banyak bergerak. Ibu rumah tangga bekerja sepanjang hari, mereka tidak punya pembantu. Para karyawan naik kereta dan berjalan kaki, naik turun tangga di stasiun kereta untuk mencapai kantor. Para eksekutif bermain golf hampir setiap akhir pekan. Sebagian besar pelajar ikut kegiatan ekstrakurikuler sepulang sekolah. Basket, renang, paduan suara, baseball dan lain sebagainya.

 

Ketiga, orang Jepang berendam air panas di bak mandi setiap hari, kebiasaan sederhana yang melancarkan peredaran darah, membuat tubuh tahan terhadap serangan penyakit.

 

Jadi, kalau kita pergi ke restoran Jepang, makan tempura atau sushi dengan mayonnaise, kemudian pulang dengan mobil dan duduk menonton TV di rumah sampai tertidur, kita tidak akan bertambah sehat sedikit pun. Rahasia umur panjang orang Jepang sangat sederhana, semua ada dalam kehidupan mereka sehari-hari. Makan makanan sehat, olahraga dan berendam air panas. Bukan hanya Wa Shoku.

No comments:

Post a Comment